BAKTERI TAHAN ASAM
KELOMPOK 5:
Ratri Praharsini P. G1B008065
Putri Yulyantika G1B008067
Rachma Purwanti G1B008069
Fety Fatimah G1B008071
Desi Nurfita G1B008073
Meta Adhadinika G1B008077
Asisten : HendraWiguna
Gelombang 1
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2009
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru (Hiswani, 2008)
TBC adalah salah satu penyakit menular yang dapat menularkan bakteri Mycobacterium tuberculosis kepada orang lain disekitar penderita. Pemyakit ini banyak ditemukan pada masyarakat dengan tingkat sosio ekonomi rendah dan lemah. Untuk itu diperlukan suatu tindakan dalam membantu penderita TBC, agar bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit dapat segera diketemukan dan penderita dapat cepat diobati dan sembuh sehingga tidak menular kepada orang lain (Merryani, 2003).
Diagnosis TB paru semata-mata berdasarkan pada ditemukannya BTA dalam sputum, maka sangat banyak TB paru yang terlewat tanpa pengobatan. Sedangkan justru pada TB paru yang baru dengan sputum BTA (—) dan belum menular pada orang lain, paling mudah diobati dan disembuhkan sempurna (Arifin, 1990).
Menemukan Basil Tahan Asam (BTA) dalam sputum penting sekali artinya dalam diagnosis tuberkulosis paru. Pemeiiksaan mikroskopis BTA digunakan untuk penemuan kasus yang lazim di lapangan yang dianjurkan WHO, terutama di negara berkembang, karena relatif murah, mudah dan cepat. Dengan demikian teknologi pemeriksaan BTA secara mikroskopis yang mencakup pewarnaannya, penting dibuat sebaik-baiknya dan dapat dipercaya (Misnadiarly, 1990).
Pewarnaan untuk BTA bermacam-macam. Sampai saat ini yang masih dapat bertahan dan populer adalah pewarnaan Ziehl Neelsen (ZN) dah Tan Thiam Hok (TTH). ZN adalah metoda dengan pemanasan (hot stain), sedangkan TTH, tanpa pemanasan (cold stain) (Misnadiarly, 1990).
Pewarnaan terhadap bakteri yang paling sering dilakukan adalah pewarnaan Gram dan Ziehl‐Nelsen.
Pewarnaan tersebut untuk mengetahui morfologi, struktur, dan karakteristik bakteri. Pewarnaan Gram dapat mengidentifikasi penyakit infeksi. Infeksi ringan contohnya adalah faringitis, otitis, sinusitis, uretritis, dermatitis, impetigo, erysipelas, abscess, dll. Sedangkan infeksi berat contohnya adalah endocarditis, pneumonia, pleuritis, emfisema, encephalitis, ophtalmia (fauziah, 2008)
B. Tujuan
Tujuan praktikum bakteri tahan asam adalah untuk pewarnaan bakteri Mycobacterium tuberculosis dengan metode ziehl nelson dan untuk pemeriksaan tuberkolosis melalui sputum.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum bakteri tahan asam adalah jarum ose, objek glass, lampu spiritus, dan mikroskop.
Bahan yang digunakan pada praktikum bakteri tahan asam adalah kalbol fuchshin, 3% alcohol asam, methylen blue, sputum, alcohol.
B. Metode
Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1. Sediaan yang telah kering difiksasi dan digenangi dengan kalbol fuchshin, dipanaskan diatas api Bunsen sampai keluar uapnya, tetapi jangan sampai mendidih / kering selama 5 menit.
2. Dicuci dengan air mengalirdan kering anginkan.
3. Warna merah pada sediaan dilarutkan dengan 3% alcohol asam.
4. Dicuci dengan air mengalirdan kering anginkan.
5. Lalu digenangi dengan methylen blue selama 20-30 detik.
6. Dicuci dengan air mengalirdan kering anginkan.
7. Diamati di bawah mikroskop.
Skema kerja
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum bakteri tahan asam (BTA) didapat hasil bahwa untuk pemeriksaan mikroskopis bakteri tahan asam digunakan teknik pewarnaan Ziehl Nelson. Teknik pewarnaan Ziehl Nelson menggunakan larutan Kalbol Fuchshin, 3% alcohol asam, dan Methylen Blue.
Pewarnaan ZN digunakan untuk mengidentifikasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri tahan asam, contohnya Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, mycobacterium atypital seperti Mycobacterium avium intraselular atau Mycobacterium avium complex yang tumbuh pada C yang menyerang system imun (Fauziah, 2008).
Fungsi penambahan larutan Kalbol Fuschin pada metode pewarnaan ZN adalah untuk mewarnai sel bakteri tahan asam, sedangkan larutan alkohol asam 3% digunakan untuk memucatkan warna Kalbol Fushcin dan larutan Methylen Blue digunakan untuk mewarnai background.
Tuberkulosis (TB) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, khas ditandai dengan terjadinya pembentukan granuloma dan nekrosis. Infeksi ini paling sering mengenai paru, akan tetapi dapat juga meluas mengenai organorgan tertentu (Brewis, 1983)
TB paru masih merupakan masalah kesehatan utama di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, di mana sebagian besar penduduknya hidup di pedesaan dengan derajat kesehatan yang masih rendah. Untuk Indonesia keadaan ini tercermin pada prevalensi TB paru dengan BTA (+) yang masih cukup tinggi yaitu 0,3 persen, berarti di antara 1000 orang penduduk Indonesia dapat dijumpai 3 orang penderita TB paru yang masih potensial menular. Di Indonesia TB paru merupakan penyebab kematian nomor empat setelah penyakit infeksi saluran napas bawah, diare dan penyakit jantung koroner (Handoko, 1984).
Penemuan basil tahan asam (BTA) dalam sputum, mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis TB paru, namun kadang-kadang tidak mudah untuk menemukan BTA tersebut. BTA baru dapat ditemukan dalam sputum, bila bronkus sudah terlibat, sehingga sekret yang dikeluarkan melalui bronkus akan mengandung BTA.
Penilaian BTA dengan metode pewarnaan ZN menurut IUPAC :
• BTA negatif : apabila dalam 100 LP atau selama 15menit pengamatan tidak dijumpai adanya BTA
• BTA positif : apabila dalam pengamatan dijumpai BTA.
Untuk BTA positif, apabila dibuat sediaan langsung dan diwarnai dengan ZN maka dapat dilakukan penilaian sebagai berikut :
Negatif : tidak dijumpai adanya BTA
Positif : ditemukan 1-9 BTA / 100 LP
Positif 1 : ditemukan 10-90 BTA / 100 LP
Positif 2 : ditemukan 1-9 BTA / 1 LP
Positif 3 : ditemukan lebih dari 10 BTA / 1 LP
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum bakteri tahan asam, yaitu:
1. Mycobacterium tuberculosa adalah bakteri penyebab penyakit TBC pada manusia.
2. Pewarnaan Ziehl Nelson ( ZN ) dapat digunakan untuk mendeteksi tahan asam dengan larutan uji Kalbol Fuschin, alkohol asam 3%, dan Methylen Blue.
3. Fungsi masing-masing larutan uji yaitu, Kalbol Fuschin untuk mewarnai sel, Alkohol asam 3% untuk melarutkan Kalbol Fuschin, dan Methylen Blue untuk mewarani background.
4. Penilaian BTA dengan metode pewarnaan ZN menurut IUPAC :
• BTA negatif : apabila dalam 100 LP atau selama 15menit pengamatan tidak dijumpai adanya BTA
• BTA positif : apabila dalam pengamatan dijumpai BTA.
Untuk BTA positif, apabila dibuat sediaan langsung dan diwarnai dengan ZN maka dapat dilakukan penilaian sebagai berikut :
Negatif : tidak dijumpai adanya BTA
Positif : ditemukan 1-9 BTA / 100 LP
Positif 1 : ditemukan 10-90 BTA / 100 LP
Positif 2 : ditemukan 1-9 BTA / 1 LP
Positif 3 : ditemukan lebih dari 10 BTA / 1 LP
V. DAFTAR REFERENSI
Brewis RAL. Lecture notes on respiratory diseases, 2nd ed,Oxford : Blackwell Scientific Publication, 1983; 100 - 12.
Fauziah, 2008. Praktikum Microbial Staining. www.fkugm.com. Diakses tanggal 21 mei 2008.
Girsang, Merryani. 2003. Teknik sentrifugasi Untuk Meningkatkan Penemuan Bakteri Tahan Asam (BTA) Dari Spuntum Penderita TBC melalui Metode ZielhNelson. Media Litbang kesehatan Volume XIII Nomor 4 Tahun 2003.
Handoko T. 1984.Gambaran uji tuberkulin pads penduduk yang berdomisili di sekitar pabrik semen.Skripsi, Jakarta : Bagian Pulmonologi FKUI.
Hiswani, 2008. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Sumatera Utara:Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Misnadiarly, et. al. 1990. Pengaruh Faktor Gizi dan Pemberian BCG terhadap Timbulnya Penyakit Tuberkulosis Paru.Jakarta:Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Nawas, Arifin. 1990. Diagnosis Tuberkulosis Paru.Jakarta:UPF Paru Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Persahabatan.
Smith MHD, Marqwis JR. 1981. Tuberculosis and other mycobacterial infections. In: Feigin RD, Cherry JD, eds. Textbook of pediatric infectious diseases. Philadelphia: WB Saunders Co,1036—7.
KELOMPOK 5:
Ratri Praharsini P. G1B008065
Putri Yulyantika G1B008067
Rachma Purwanti G1B008069
Fety Fatimah G1B008071
Desi Nurfita G1B008073
Meta Adhadinika G1B008077
Asisten : HendraWiguna
Gelombang 1
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2009
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru (Hiswani, 2008)
TBC adalah salah satu penyakit menular yang dapat menularkan bakteri Mycobacterium tuberculosis kepada orang lain disekitar penderita. Pemyakit ini banyak ditemukan pada masyarakat dengan tingkat sosio ekonomi rendah dan lemah. Untuk itu diperlukan suatu tindakan dalam membantu penderita TBC, agar bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit dapat segera diketemukan dan penderita dapat cepat diobati dan sembuh sehingga tidak menular kepada orang lain (Merryani, 2003).
Diagnosis TB paru semata-mata berdasarkan pada ditemukannya BTA dalam sputum, maka sangat banyak TB paru yang terlewat tanpa pengobatan. Sedangkan justru pada TB paru yang baru dengan sputum BTA (—) dan belum menular pada orang lain, paling mudah diobati dan disembuhkan sempurna (Arifin, 1990).
Menemukan Basil Tahan Asam (BTA) dalam sputum penting sekali artinya dalam diagnosis tuberkulosis paru. Pemeiiksaan mikroskopis BTA digunakan untuk penemuan kasus yang lazim di lapangan yang dianjurkan WHO, terutama di negara berkembang, karena relatif murah, mudah dan cepat. Dengan demikian teknologi pemeriksaan BTA secara mikroskopis yang mencakup pewarnaannya, penting dibuat sebaik-baiknya dan dapat dipercaya (Misnadiarly, 1990).
Pewarnaan untuk BTA bermacam-macam. Sampai saat ini yang masih dapat bertahan dan populer adalah pewarnaan Ziehl Neelsen (ZN) dah Tan Thiam Hok (TTH). ZN adalah metoda dengan pemanasan (hot stain), sedangkan TTH, tanpa pemanasan (cold stain) (Misnadiarly, 1990).
Pewarnaan terhadap bakteri yang paling sering dilakukan adalah pewarnaan Gram dan Ziehl‐Nelsen.
Pewarnaan tersebut untuk mengetahui morfologi, struktur, dan karakteristik bakteri. Pewarnaan Gram dapat mengidentifikasi penyakit infeksi. Infeksi ringan contohnya adalah faringitis, otitis, sinusitis, uretritis, dermatitis, impetigo, erysipelas, abscess, dll. Sedangkan infeksi berat contohnya adalah endocarditis, pneumonia, pleuritis, emfisema, encephalitis, ophtalmia (fauziah, 2008)
B. Tujuan
Tujuan praktikum bakteri tahan asam adalah untuk pewarnaan bakteri Mycobacterium tuberculosis dengan metode ziehl nelson dan untuk pemeriksaan tuberkolosis melalui sputum.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum bakteri tahan asam adalah jarum ose, objek glass, lampu spiritus, dan mikroskop.
Bahan yang digunakan pada praktikum bakteri tahan asam adalah kalbol fuchshin, 3% alcohol asam, methylen blue, sputum, alcohol.
B. Metode
Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1. Sediaan yang telah kering difiksasi dan digenangi dengan kalbol fuchshin, dipanaskan diatas api Bunsen sampai keluar uapnya, tetapi jangan sampai mendidih / kering selama 5 menit.
2. Dicuci dengan air mengalirdan kering anginkan.
3. Warna merah pada sediaan dilarutkan dengan 3% alcohol asam.
4. Dicuci dengan air mengalirdan kering anginkan.
5. Lalu digenangi dengan methylen blue selama 20-30 detik.
6. Dicuci dengan air mengalirdan kering anginkan.
7. Diamati di bawah mikroskop.
Skema kerja
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum bakteri tahan asam (BTA) didapat hasil bahwa untuk pemeriksaan mikroskopis bakteri tahan asam digunakan teknik pewarnaan Ziehl Nelson. Teknik pewarnaan Ziehl Nelson menggunakan larutan Kalbol Fuchshin, 3% alcohol asam, dan Methylen Blue.
Pewarnaan ZN digunakan untuk mengidentifikasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri tahan asam, contohnya Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, mycobacterium atypital seperti Mycobacterium avium intraselular atau Mycobacterium avium complex yang tumbuh pada C yang menyerang system imun (Fauziah, 2008).
Fungsi penambahan larutan Kalbol Fuschin pada metode pewarnaan ZN adalah untuk mewarnai sel bakteri tahan asam, sedangkan larutan alkohol asam 3% digunakan untuk memucatkan warna Kalbol Fushcin dan larutan Methylen Blue digunakan untuk mewarnai background.
Tuberkulosis (TB) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, khas ditandai dengan terjadinya pembentukan granuloma dan nekrosis. Infeksi ini paling sering mengenai paru, akan tetapi dapat juga meluas mengenai organorgan tertentu (Brewis, 1983)
TB paru masih merupakan masalah kesehatan utama di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, di mana sebagian besar penduduknya hidup di pedesaan dengan derajat kesehatan yang masih rendah. Untuk Indonesia keadaan ini tercermin pada prevalensi TB paru dengan BTA (+) yang masih cukup tinggi yaitu 0,3 persen, berarti di antara 1000 orang penduduk Indonesia dapat dijumpai 3 orang penderita TB paru yang masih potensial menular. Di Indonesia TB paru merupakan penyebab kematian nomor empat setelah penyakit infeksi saluran napas bawah, diare dan penyakit jantung koroner (Handoko, 1984).
Penemuan basil tahan asam (BTA) dalam sputum, mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis TB paru, namun kadang-kadang tidak mudah untuk menemukan BTA tersebut. BTA baru dapat ditemukan dalam sputum, bila bronkus sudah terlibat, sehingga sekret yang dikeluarkan melalui bronkus akan mengandung BTA.
Penilaian BTA dengan metode pewarnaan ZN menurut IUPAC :
• BTA negatif : apabila dalam 100 LP atau selama 15menit pengamatan tidak dijumpai adanya BTA
• BTA positif : apabila dalam pengamatan dijumpai BTA.
Untuk BTA positif, apabila dibuat sediaan langsung dan diwarnai dengan ZN maka dapat dilakukan penilaian sebagai berikut :
Negatif : tidak dijumpai adanya BTA
Positif : ditemukan 1-9 BTA / 100 LP
Positif 1 : ditemukan 10-90 BTA / 100 LP
Positif 2 : ditemukan 1-9 BTA / 1 LP
Positif 3 : ditemukan lebih dari 10 BTA / 1 LP
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum bakteri tahan asam, yaitu:
1. Mycobacterium tuberculosa adalah bakteri penyebab penyakit TBC pada manusia.
2. Pewarnaan Ziehl Nelson ( ZN ) dapat digunakan untuk mendeteksi tahan asam dengan larutan uji Kalbol Fuschin, alkohol asam 3%, dan Methylen Blue.
3. Fungsi masing-masing larutan uji yaitu, Kalbol Fuschin untuk mewarnai sel, Alkohol asam 3% untuk melarutkan Kalbol Fuschin, dan Methylen Blue untuk mewarani background.
4. Penilaian BTA dengan metode pewarnaan ZN menurut IUPAC :
• BTA negatif : apabila dalam 100 LP atau selama 15menit pengamatan tidak dijumpai adanya BTA
• BTA positif : apabila dalam pengamatan dijumpai BTA.
Untuk BTA positif, apabila dibuat sediaan langsung dan diwarnai dengan ZN maka dapat dilakukan penilaian sebagai berikut :
Negatif : tidak dijumpai adanya BTA
Positif : ditemukan 1-9 BTA / 100 LP
Positif 1 : ditemukan 10-90 BTA / 100 LP
Positif 2 : ditemukan 1-9 BTA / 1 LP
Positif 3 : ditemukan lebih dari 10 BTA / 1 LP
V. DAFTAR REFERENSI
Brewis RAL. Lecture notes on respiratory diseases, 2nd ed,Oxford : Blackwell Scientific Publication, 1983; 100 - 12.
Fauziah, 2008. Praktikum Microbial Staining. www.fkugm.com. Diakses tanggal 21 mei 2008.
Girsang, Merryani. 2003. Teknik sentrifugasi Untuk Meningkatkan Penemuan Bakteri Tahan Asam (BTA) Dari Spuntum Penderita TBC melalui Metode ZielhNelson. Media Litbang kesehatan Volume XIII Nomor 4 Tahun 2003.
Handoko T. 1984.Gambaran uji tuberkulin pads penduduk yang berdomisili di sekitar pabrik semen.Skripsi, Jakarta : Bagian Pulmonologi FKUI.
Hiswani, 2008. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Sumatera Utara:Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Misnadiarly, et. al. 1990. Pengaruh Faktor Gizi dan Pemberian BCG terhadap Timbulnya Penyakit Tuberkulosis Paru.Jakarta:Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Nawas, Arifin. 1990. Diagnosis Tuberkulosis Paru.Jakarta:UPF Paru Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Persahabatan.
Smith MHD, Marqwis JR. 1981. Tuberculosis and other mycobacterial infections. In: Feigin RD, Cherry JD, eds. Textbook of pediatric infectious diseases. Philadelphia: WB Saunders Co,1036—7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar